INFO PERTANIAN: MENGENAL PERBEDAAN JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) DAN HIBRIDA
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu dari tiga tanaman sereal utama di dunia yang menempati posisi penting dalam perekonomian maupun ketahanan pangan nasional. Selain sebagai bagian dari sumber pangan masyarakat Indonesia, jagung juga sebagai sumber bahan baku industri dan pakan ternak. Kebutuhan jagung yang terus meningkat secara langsung menuntut produksi juga harus meningkat. Untuk bisa menghasilkan produktivitas tinggi, petani biasanya menyiapkan benih bermutu tinggi baik dari sisi genetik, fisik, maupun fisiologinya.
Berdasarkan genotipenya, jagung digolongkan menjadi 2 (dua) yakni jagung bersari bebas (komposit) dan jagung hibrida. Kedua jenis jagung ini memiliki keunikan serta keunggulannya masing-masing.
Jagung Bersari Bebas (Komposit)
Jagung bersari bebas atau komposit merupakan varietas jagung yang berasal dari campuran lebih dari dua varietas yang telah mengalami minimal lima kali kawin bebas (acak) kemudian pada generasi terahir diadakan seleksi massa. Percampuran didasarkan atas persamaan umur, tipe biji, dan lain-lain. Pembentukan varietas komposit dilakukan dengan seleksi sodara kandung (full-sib), sodara tiri (half-siib) dan silang dalam (selfing). Benih jagung komposit diambil dari pertanaman sebelumnya, dan dapat digunakan terus-menerus dari setiap pertanamannya, selama belum tercampur atau terserbuki oleh varietas lain.
Beberapa keunggulan jagung bersari bebas/ komposit adalah varietas ini lebih mampu beradaptasi pada kondisi lahan marginal. Jagung komposit memiliki sifat-sifat yang stabil dan dapat diturunkan secara konsisten dari satu generasi ke generasi berikutnya (dapat ditanam secara berulang-ulang sehingga tidak menyebabkan ketergantungan petani). Harga benih jagung komposit murah karena proses perbenihannya mudah dan cepat. Kebutuhan pupuk kimia dosis sedang karena tidak memerlukan unsur hara sangat tinggi dan potensi hasil sedang (lebih dari 7 ton/ha). Kekurangan jenis jagung komposit adalah tingkat produksi rendah hanya sekitar 3-5 ton per hektar.
Beberapa varietas unggul yang tergolong jenis jagung bersari bebas atau komposit adalah Wissanggeni, Bisma, Lagaligo, Gumarang, Lamuru, Kresna, Palakka, Sukmaraga, Srikandi Kuning, Srikandi Putih, Anoman, Provit A1, Provit A2, Pulut Uri-1, Pulut Uri-2, Pulut Uri-4, Srikandi Depu, Srikandi Ungu, dan Jakarin.
Jagung Hibrida
Varietas hibrida merupakan kultivar keturunan langsung yaitu generasi F1 dari persilangan antara dua atau lebih populasi suatu spesies yang berbeda latar belakang genetiknya. Jagung hibrida adalah salah satu jenis jagung yang merupakan keturunan pertama dari perkawinan silang antara tanaman jagung betina dengan tanaman jagung jantan, yang masing-masing keduanya memiliki sifat individu homogen dan heterozigot yang unggul. Jagung hibrida dibentuk dari persilangan antar varietas bersari bebas atau populasi dengan galur atau hibrida, persilangan antar galur dengan galur Keturunannya inilah yang nantinya akan mewarisi sifat unggul dari kedua tetuanya.
Jagung hibrida memiliki beberapa keunggulan dianaranya adalah 1) potensi hasil yang tinggi, bisa mencapai sekitar 8-12 ton/ha; 2) memiliki karakteristik baru yang diinginkan, seperti ketahanan yang lebih baik terhadap serangan hama dan penyakit; 3) memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap berbagai faktor lingkungan, seperti kekeringan, kelembaban tinggi, atau suhu ekstrim; 4) pertumbuhan tanaman yang lebih seragam sehingga memiliki tingkat kematangan yang lebih seragam pada saat panen; serta 5) menghasilkan tongkol dan butiran jagung yang lebih seragam dalam ukuran dan bentuk.
Adapun kekurangannya adalah jagung hibrida tidak dapat dijadikan benih untuk ditanam kembali karena produksinya akan turun mencapai 30 %. Hal ini menimbulkan ketergantungan bagi petani terhadap benih jagung hibrida tersebut, selain itu harga jagung hibrida jauh lebih mahal.
Beberapa varietas unggul jagung hibrida yakni Semar, Bima 14 Batara, Bima 20 Uri, Bima Putih, HJ 21 Agritan, HJ 22 Agritan, Pulut Uri 3 H, Jh 234, JH 27, HJ 28, Nakula Sadewa 29, JH 29, JH 30, JH 37, JH 45, JH 47, Jharing 1, Jhana 1, Bisi, Pioneer.
Sumber:
Sain A. 2016. Keragaman Genetik Empat Varietas Jagung (Zea mays L.) Bersari Bebas Menggunakan Marka SSRs (Simple Sequence Repeats). [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Taufik N, Marwayanti N, Nini K. 2023. Deskripsi Varietas Tanaman Serealia. Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat.
https://pustaka.setjen.pertanian.go.id/multimedia/teknologi-produksi-benih-jagung-komposit-2#:~:text=Jagung%20komposit%20atau%20juga%20dikenal,yang%20baru%20pada%20setiap%20tanam.
https://www.brin.go.id/news/111585/brin-bahas-produksi-benih-jagung-hibrida
https://pangan.sariagri.id/65642/ini-beberapa-perbedaan-jagung-komposit-dan-hibrida
https://dppp.pontianak.go.id/artikel/47-mengenal-jagung-di-indonesia.html
Penulis: Nur Wahyu Sariningtias, S.P./Penyuluh BSIP Sumatera Selatan